Bentar lagi lebaran. Idul Fitri. Sudah berapa kali kamu merayakan Idul Fitri. Puluhan? Sudah merayakan puluhan kali, sudah paham juga seluk-beluk arti Idul Fitri?
![selamat hari raya idul fitri selamat hari raya idul fitri gambar dari meglona studio (Canva)](https://inidodi.com/wp-content/uploads/2024/03/Idul-Fitri-Instagram-POst-1024x1024.png)
Kenapa “hari raya” disebut “al-‘id”?, Kenapa disebut “idul fitri”?
Kenapa “hari raya” disebut “al-‘Id”? Saya sarikan beberapa poin dari lema عود di kitab kamus Lisan al-‘Arab karya Ibnu al-Mandzur.
- Innama al-‘id ma ‘ada ilaika min al-syauq wa al-maradh wa nahwihi. Al-‘id adalah kembalinya rasa rindu, atau sakit, atau sebagainya.
- Al-‘id ma ya’tadu min naubin wa syquqin wa hammin wa nahwihi. Al-‘id adalah musibah, atau rasa rindu, atau penderitaan, atau sebagainya yang telah biasa datang.
- Al-‘id ‘inda al-‘arab al-waqt alladzi ya’udu fihi al-farahu wa al-hazanu. Bagi orang Arab, al-‘id adalah istilah untuk menyebut waktu saat kebahagiaan atau kesedihan datang lagi.
- Al-‘Id kullu yaumin fihi jam’un. Wa isytiqaquhu min ‘ada-ya’udu. Ka annahum ‘adu ilaihi. Wa qila istiqaquhu min al-‘adah, liannahum i’taduhu. “Hari raya” (al-‘id) adalah tiap-tiap hari ketika diadakan kumpul-kumpul. Akar kata al-‘idadalah ‘ada-ya’udu, artinya “perihal kembali”. Seakan bermakna “orang-orang akan kembali ke hari itu untuk berkumpul”. Ada yang mengatakan akar kata al-‘idadalah al-‘adah, artinya “tradisi”, “kebiasaan”. Sebab, “masyarakat menjadikan hari itu sebagai tradisi”.
- Sumiya al-‘id ‘idan liannahu ya’udu kulla sanatin bifarahin mujaddadin. Hari raya disebut al-‘id sebab ia selalu kembali setiap tahun dengan membawa kebahagiaan baru.
Inti yang bisa kita pahami dari lima poin di atas adalah:
- al-‘id secara umum artinya “sebuah momentum yang datang berulang/selalu kembali”. Hari raya (Idul Fitri, Idul Adha, Hari Natal, dan sebagainya) tercakup dalam pengertian itu.
- Idul Fitri (termasuk Idul Adha, Hari Natal, dan hari raya-hari raya lain) disebut hari raya (al-‘id) sebab ia menjadi tradisi tahunan yang membawa kebahagiaan dan menjadi momentum berkumpul bersama keluarga dan bertemu saudara.
Meski ada keterkaitan etimoligis antara kata “al-‘id” (hari raya) dengan kata ’aud (perihal kembali), kata “idul fitri” tetap tidak bisa diartikan “kembali ke fitrah” atau “kembali kepada kesucian”.
- [Pertama] tentu saja, kata al-‘id sendiri artinya telah spesifik, yaitu “hari raya” (atau secara umum artinya “sebuah momentum yang datang berulang/selalu kembali”. Al-‘idartinya bukan “kembali” [‘aud]. Al-‘id memang seakar kata dengan ‘aud, tapi tidak semakna).
- [Kedua] fitri (al-fithr) berbeda dengan fitrah (al-fithrah). Fitri (al-fithr) secara bahasa artinya “makan untuk berbuka berpuasa”. Al-fithr adalah lawan kata al-shaum. Sedangkan fitrah (al-fithrah) secara bahasa artinya “bentuk awal/kondisi dasar penciptaan”. Dua makna berbeda.
Maka, kata “idul fitri” yang secara istilah artinya “hari raya umat Islam yang diperingati sehari seusai Ramadan” bisa diartikan secara bahasa: hari raya makan-makan. Sebab, pada 1 Syawal itu umat muslim diharamkan berpuasa. sumber di bawah.
Leave a Reply